Gemgi
Jumat, 23 Januari 2015
Sabtu, 26 Oktober 2013
Download Soal TKD CPNS Kemdikbud 2013
Download Soal TKD CPNS Kemdikbud 2013
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Bhineka Tunggal Ika
4. Sistem tata negara, baik pusat maupun daerah
5. Sejarah perjuangan bangsa
6. Peranan Indonesia dalam tatanan regional maupun global
7. Kemampuan berbahasa Indonesia secara baik dan benar
Tes intelegensi umum terdiri dari:
1. Tes Kemampuan Verbal
- Tes Sinonim (Persamaan Kata)
- Tes Antonim (Lawan Kata)
- Tes Padanan Hubungan Kata
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Bhineka Tunggal Ika
4. Sistem tata negara, baik pusat maupun daerah
5. Sejarah perjuangan bangsa
6. Peranan Indonesia dalam tatanan regional maupun global
7. Kemampuan berbahasa Indonesia secara baik dan benar
Tes intelegensi umum terdiri dari:
1. Tes Kemampuan Verbal
- Tes Sinonim (Persamaan Kata)
- Tes Antonim (Lawan Kata)
- Tes Padanan Hubungan Kata
2. Tes Kemampuan Numerik
- Tes Aritmetik (Hitungan)
- Tes Seri Angka dan Tes Seri Huruf
- Tes Logika Angka
- Tes Aritmetik (Hitungan)
- Tes Seri Angka dan Tes Seri Huruf
- Tes Logika Angka
4. Tes Kemampuan Berpikir Analitis
5. Tes Karakter Pribadi
Tes karakteristik pribadi dimaksudkan untuk menilai:
1. Integritas diri;
2. Semangat berprestasi;
3. Orientasi pada pelayanan;
4. Kemampuan beradaptasi;
5. Kemampuan mengendalikan diri;
6. Kemampuan bekerja mandiri dan tuntas;
7. Kemauan dan kemampuan belajar berkelanjutan;
8. Kemampuan bekerja sama dalam kelompok;
9. Kemampuan menggerakkan dan mengkoordinir orang lain;
10. Orientasi kepada orang lain; dan
11. Kreativitas dan inovasi.
5. Tes Karakter Pribadi
Tes karakteristik pribadi dimaksudkan untuk menilai:
1. Integritas diri;
2. Semangat berprestasi;
3. Orientasi pada pelayanan;
4. Kemampuan beradaptasi;
5. Kemampuan mengendalikan diri;
6. Kemampuan bekerja mandiri dan tuntas;
7. Kemauan dan kemampuan belajar berkelanjutan;
8. Kemampuan bekerja sama dalam kelompok;
9. Kemampuan menggerakkan dan mengkoordinir orang lain;
10. Orientasi kepada orang lain; dan
11. Kreativitas dan inovasi.
Berbagi itu indah, setiap kita bisa berbagi kepada orang lain maka kita telah melakukan kebaikan, InsyaAllah ALLAH SWT akan memberikan pahala kepada kita yang berbagi. Lantas kenapa kita masih saja ragu untuk berbagi kepada sesama? Jangan takut orang lain akan jadi jauh lebih pintar dari kita, justru kita harus bangga orang lain jadi tahu n jadi pintar karena ilmu yang kita berikan. Ingat guru saja tidak pelit membagi ilmunya kepada murid-muridnya. Nah kita belum ada apa-apanya terlalu pelit dengan ilmu yang minim.
So, Mari Kita Saling Berbagi ...Selasa, 22 Oktober 2013
Cerpen Menyentuh Karya Tere Liye "Sepotong Hati Yang Baru"
Sejujurnya dulu sih aku nggak begitu mengenal sosok Tere Liye, penulis ini padahal udah menulis banyak karya yang menawan loh, novel yang keren abis, dan bahkan beberapa diantaranya telah difilmkan dan, salah satunya yaitu Hapalan Surat Delisa, nah kenapa namanya bisa Tere Liye ya? itu pertanyaan yang bergejolak di dalam hati kala itu, :D mengingatkan aku pada film india, jangan-jangan emang ia keturunan india. Hehe
Nah cerpen ini adalah karya beliau, kata-kata yang ia gunakan dalam cerita bener-bener mendalam, sehingga menyentuh dan mengena, menyuguhkan cerita dan memberikan pelajaran tentang suatu hubungan yang seharusnya tentang sepasang kekasih dan cinta yang sebenarnya. Check it out, wajib baca 100% gak akan nyesel...
SEPOTONG HATI YANG BARU
SEPOTONG HATI YANG BARU
Aku menghela nafas perlahan,
bertanya perlahan, berusaha memutus suasana canggung lima menit terakhir, “Apa kau baik-baik
saja?”
Alysa mengangkat kepalanya,
mengangguk.
“Apa kau baik-baik saja,”
Alysa balik bertanya pelan.
Aku tertawa getir.
Menggeleng.
Diam sejenak. Sungguh hatiku
tidak baik-baik saja.
Bulan purnama menggantung di
angkasa. Senyap? Sebenarnya tidak juga. Suara debur ombak menghantam cadas di
bawah sana
terdengar berirama. Tetapi pembicaraan ini membuat sepi banyak hal. Hatiku.
Mungkin juga hati Alysa. Rumah makan yang terletak persis di jurang pantai
eksotis ini tidak ramai. Hanya terlihat satu dua pengunjung, membawa keluarga
mereka makan malam. Bukan musim liburan, jadi sepi. Kami duduk berhadapan di
meja paling pinggir. Menyimak selimut gelap lautan di kejauhan.
“Maafkan aku.” Alysa
menggigit bibir. Tertunduk lagi.
Aku menatap wajahnya
lamat-lamat.
“Tidak ada yang perlu
dimaafkan. Semua sudah berlalu. Tertinggal jauh di belakang.” Aku menelan
ludah. Berusaha menjawab bijak—aku tahu itu bohong, pura-pura bijaksana.
Hening lagi sejenak.
”Sungguh maafkan aku,” Alysa
menyeka sudut-sudut matanya, ”Aku tidak pernah tahu akan seperti ini jadinya.”
Aku menggeleng, “Kau tidak
harus minta maaf, meskipun seharusnya kau tahu, sehari setelah kau memutuskan
pergi, aku lelah membujuk hatiku agar tegar, tetapi percuma. Menyakitkan. Semua
itu membuat sesak. Kalimat itu mungkin benar, ada seseorang dalam hidupmu yang
ketika ia pergi, maka ia juga membawa sepotong hatimu. Alysa, kau pergi. Dan
kau bahkan membawa lebih dari separuh hatiku.”
Ombak menghantam cadas
semakin kencang. Bulan purnama di atas sana membuat lautan malam ini pasang.
Lautan yang kosong sepanjang mata memandang, menyisakan kerlip kapal nelayan
atau entahlah di kejauahan. Jemari Alysa terlihat sedikit gemetar memainkan
sendok-garpu.
“Kau tahu, aku melalui
minggu-minggu menyedihkan itu. Dan yang lebih membuat semuanya terasa
menyedihkan, aku tidak pernah mengerti mengapa kau pergi. Sesungguhnya aku
tidak pernah yakin atas segalanya, aku tidak pernah baik-baik saja. Enam bulan
berlalu, hanya berkutat mengenangmu. Mendendang lagu-lagu patah-hati, membaca
buku-buku patah-hati. Hidupku jalan di tempat.”
“Maafkan aku.” Suara Alysa
bahkan kalah dengan desau angin, matanya mulai basah menahan tangis.
“Tidak ada yang perlu
dimaafkan.” Aku mendongak keluar, menatap purnama. Berusaha mengusir rasa sesak
yang tiba-tiba menyelimuti hati. Sudahlah. Buat apa diingat lagi. Kemudian
kembali menatap wajah Alysa, tersenyum, “Kau tahu, di tengah semua kesedihan
itu, setidaknya saat itu aku akhirnya menyadari, aku tidak akan pernah bisa
melanjutkan hidup dengan hati yang hanya tersisa separuh. Tidak bisa. Hati itu
sudah rusak, tidak utuh lagi. Maka aku memutuskan membuat hati yang baru. Ya,
hati yang benar-benar baru.”
Hening lagi sejenak.
Alysa mengangkat kepalanya,
bertanya ragu-ragu, cemas, “Apakah di hati yang baru itu masih tersisa namaku?”
***
Setahun silam. Di tempat
yang sama.
Bedanya tidak ada kesedihan
di sana. Aku mengeluarkan kotak cincin batu bulan itu.
“Aku tahu ini bukan
permata.” Tersenyum, “Hanya cincin sederhana, berhiaskan batu bulan, simbol
tanggal kelahiranmu. Apakah kau suka?”
Alysa mengangguk-angguk.
Tersenyum amat lebarnya. Menjulurkan tangannya. Dia mencoba memasangkan cincin
tersebut. Sumringah menatap wajahku,
“Itu akan menjadi cincin
pernikahan kita.”
Kalimat itu meluncur begitu
saja. Aku lupa kalau selama sebulan terakhir merencanakan banyak hal.
Menyiapkan prolog dan kalimat pembuka yang indah. Malam itu, menatap wajahnya,
kalimat itu meluncur begitu saja.
Alysa menatapku. Matanya
membulat. Mukanya memerah. Tersenyum. Kemudian tersipu mengangguk. Sungguh,
malam itu berubah seperti ada seribu kembang api yang meluncur menghias
angkasa. Hatiku menyala oleh rasa bahagia. Keramaian rumah makan tepi jurang
lautan terasa bingar, orang-orang yang menghabiskan makanan di atas meja.
Malam itu. Setahun silam.
Dan semua mulai dikerjakan.
Keluarga saling bertemu, tanggal pernikahan ditentukan, kartu undangan disebar,
hal-hal kecil diselesaikan, semua berjalan begitu lancar.
Tetapi pernahkah kalian
menyimak film-film. Yang ketika pasangan itu siap menikah beberapa hari lagi,
salah-satu pemerannya entah kenapa bertemu dengan seseorang—biasanya seseorang
itu calon mempelai perempuan. Seseorang yang terlihat begitu sempurna.
Seseorang yang mengambil segalanya. Ketika kalian menonton film itu, bahkan
kalian tega membela perasaan yang baru muncul di hati jagoan wanitanya. Tega
berharap agar pernikahan itu tidak jadi. Berharap calon mempelai perempuan
berhasil mendapatkan seseorang yang tiba-tiba muncul, amat memesona itu.
Berharap cinta hebat yang tumbuh mendadak yang menang, membenarkan alasan si
calon mempelai perempuan. Akui sajalah, kita selalu membela cinta model ini.
Itulah yang terjadi
denganku. Persis lima hari sebelum kami menikah, Alysa bertemu dengan pria
gagah itu. Dalam sebuah pertemuan yang mengesankan. Aku tidak peduli di mana,
kapan, dan entahlah pertemuan itu terjadi. Tidak peduli. Sama tidak pedulinya
siapa sesungguhnya pemuda itu. Yang pasti dia meremukkan seluruh kenangan
indahku bersama Alysa. Menghancurkan kedekatan kami , keluarga kami, dan
sebagainya dengan lima hari pertemuan. Ya Tuhan, bagaimana mungkin hal seperti
ini terjadi?
Sungguh lelucon cinta yang
tidak lucu.
”Maafkan aku.” Alysa berkata
pelan, ”Aku, aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.”
Astaga? Setelah bilang dia
tidak bisa melanjutkan rencana pernikahan kami, Alysa juga tidak tahu apa yang
sedang terjadi? Ini bencana besar, jika tidak baginya, tapi setidaknya bagi dua
keluarga yang sudah menyiapkan banyak hal.
”Aku, aku mencintainya.”
Alysa menghela nafas, ”Kau tahu, akan terasa, akan terasa menyakitkan kalau
kita tetap menikah dengan kenyataan aku mencintainya.”
Ya Tuhan? Dia mencintainya
hanya dengan pertemuan lima hari?
”Maafkan aku….” Suara Alysa
bergetar, ”Kau tahu, itu seperti cinta pertama pada pandangan pertama. Aku, aku
pikir semua rencana pernikahan kita keliru.”
Debur ombak menghantam cadas
terdengar bagai lagu penuh kesedihan. Bukan, bukan karena semua ini tidak aku
mengerti yang membuatku sakit hati. Bukan karena tiba-tiba, bukan kenapa harus
terjadi lima hari sebelum pernikahan kami. Aku juga tidak mampu membenci pria
itu. Apa salahnya? Aku tahu, selalu ada bagian yang tidak masuk akal dalam
perjalanan cinta. Tetapi lebih karena, lihatlah, percakapan ini, aku tahu
persis, separuh hatiku akan pergi. Persis seperti sebuah daun berbentuk hati,
diiris paksa oleh belati tajam, dipotong dua. Aku sama sekali tidak bisa
mencegahnya.
Alysa membatalkan
pernikahan, begitu saja. Pakaian pengantin dikembalikan, gedung yang disewa
dibatalkan, katering yang disiapkan diurungkan. Menyisakan
pertanyaan-pertanyaan teman, malu di wajah keluarga, menyisakan itu semua. Itu
sungguh masa-masa yang sulit.
“Kita tidak berjodoh.
Maafkan aku.” Dan Alysa pergi malam itu. Di tempat yang sama ketika aku
memperlihatkan cincin batu bulan itu kepadanya.
***
Aku menghela nafas perlahan,
bertanya perlahan, berusaha memutus suasana canggung lima menit terakhir, “Apa
kau baik-baik saja?”
Alysa mengangkat kepalanya,
mengangguk.
Hening sejenak. Lebih banyak
kesunyian menggantung di langit-langit rumah makan. Malam pertemuan kesekian
kalinya aku dengan Alysa, malam ini, malam sekarang.
“Apakah, apakah di hati yang
baru itu masih tersisa namaku.” Alysa ragu-ragu bertanya lagi, dengan suara
yang semakin pelan dan semakin cemas.
Aku terdiam. Mengusap wajah
kebas.
Ombak semakin kencang
menghantam cadas. Berdebur.
Aku sungguh tidak menduga,
setelah setahun berhasil pergi dari segala kesedihan itu. Susah-payah
menyingkirkan kenangan lama yang selalu menelusuk di malam-malam senyap. Alysa
mendadak kembali. Meneleponku dengan suara tersendat. Meminta kami bertemu
malam ini.
Dan aku sungguh tidak
mengerti mengapa aku harus menemuinya. Semua itu sudah selesai. Bangunan
hubungan kami sudah hancur berkeping-keping, bahkan jejak pondasinya pun tidak
ada lagi. Hanyut tercerabut setahun silam. Tetapi aku toh tetap menemuinya. Di
tempat pertama kali aku mengenalnya. Di tempat dia membatalkan begitu saja rencana
pernikahan kami. Di tempat kenangan kami
Alysa datang mengenakan gaun
putih. Syal hijau. Matanya sembab, wajahnya sendu. Dan terisak perlahan setelah
setengah jam berlalu. Alysa menceritakan banyak hal. Meski lebih banyak menahan
tangis. Aku hanya diam. Dulu, setiap melihatnya menangis, aku pasti seolah ikut
menangis. Bergegas berusaha menghiburnya, melucu, memberikan kata-kata
motivasi, apa saja.
Malam ini, aku hanya menatap
kosong ke arah lautan. Menyerahkan sapu-tangan. Lantas diam.
Apa yang harus kulakukan?
Apa yang Alysa harapkan?
Ketika hati itu terkoyak
separuhnya setahun lalu, aku sudah bersumpah untuk menguburnya dalam-dalam.
Berjanji berdamai meski tak akan pernah kuasa melupakan. Malam ini saat Alysa
bilang hubungan hebatnya dengan pria memesona itu gagal, aku sungguh tidak tahu
apa yang harus kulakukan. Apa aku harus senang? Sedih? Marah? Tidak peduli? Ya
Tuhan, ini semua sungguh menyakitkan.
“Apakah di hati yang baru
itu masih tersisa namaku.” Alysa bertanya lagi, kali ini seperti bertanya
kosong.
Aku hanya diam. Lihatlah,
Alysa dicampakkan begitu saja. Itu menurut pengakuannya. Apa yang sebenarnya
terjadi, aku tidak tahu. Sama tidak tahunya kenapa dia dulu tiba-tiba merasa
begitu jatuh cinta dan tega membatalkan pernikahan kami. Itu bukan urusanku.
“Apakah, apakah di hati yang
baru itu masih tersisa namaku.” Suara Alysa kalah oleh desau angin. Tertunduk.
Aku menggigit bibir,
menggeleng, “Kau tahu, saat itu aku akhirnya menyadari, aku tidak akan pernah
bisa melanjutkan hidup dengan hati yang hanya tersisa separuh. Tidak bisa. Hati
itu sudah rusak, tidak utuh lagi. Maka aku memutuskan membuat hati yang baru.
Ya, hati yang benar-benar baru.”
Alysa memberanikan diri
mengangkat wajahnya, cemas mendengar intonasi suaraku.
“Maafkan aku Alysa, aku
sudah menikah. Bukan dengan seseorang yang amat aku cintai, aku inginkan.
Tetapi setidaknya ia bisa memberikanku sepotong hati yang baru. Maafkan aku.
Kau lihat. Ini cincin pernikahan kami, batu giok.” Aku menelan ludah.
Hening sejenak. Alysa
mematung.
Aku mengangkat bahu.
Alysa menyeka ujung-ujung
matanya. Mengangguk pelan. Ia tahu persis itu simbol batu tanggal kelahiranku.
Malam ini semua sungguh terasa menyesakkan. Gadis itu beringsut berdiri dari
tempat duduknya, beranjak pergi. Aku menatap punggungnya hilang dari balik
pintu rumah makan.
Maafkan aku Alysa, aku
berbisik pelan menatap selimut gelap lautan. Melepas cincin itu. Ini bukan
cincin milikku. Ini kepunyaan adikku–yang juga menyukai batu giok. Ada gunanya
juga memutuskan mengenakan cincin ini sebelum bertemu dengan Alysa. Aku belum
menikah. Aku selalu mengharapkan kau kembali. Selalu. Hingga detik ini. Bahkan
minggu-minggu pertama kau pergi aku tega berharap dan berdoa Tuhan menakdirkan
pria itu bernasib malang.
Tetapi malam ini, ketika
melihat wajah sendumu, mata sembabmu, semua cerita tidak masuk akal itu, aku
baru menyadari, cinta bukan sekadar soal memaafkan. Cinta bukan sekadar soal
menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas
sempurna.
Jika kau memahami cinta
adalah perasaan irrasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh
penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dengan
mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan
kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan
perasaan tersebut. Tidak lebih, tidak kurang.
Kenangan indah bersamamu
akan kembali memenuhi hari-hariku entah hingga kapan. Itu benar. Membuatku
sesak. Tapi aku tidak akan membiarkan hidupku kembali dipenuhi harapan hidup
bersamamu. Sudah cukup. Biarlah sakit
hati ini menemani hari-hariku.
Biarlah aku menelannya
bulat-bulat sambil sempurna menumbuhkan hati yang baru, memperbaiki banyak hal,
memperbaiki diri sendiri. Apa pepatah bilang? Ah iya, patah hati tapi tetap
sombong, patah-hati tapi tetap keren.
*** the end
Pelajaran apa yang bisa
diambil dari cerita ini? yah tentu saja, cinta tak butuh logika, tapi cinta
juga harus punya mata :) . Sekian, keep bloging.
~~~~~~~~~~~******~~~~~~~~******~~~~~~~~~~~~~~~~~
Lirik Lagu Anak-Anak (Jadul)
Lirik Lagu Anak;
Susan dan Ria Enes – Si Kodok
di
pinggir kali rekotok rekotok
mencari
makan rekotok rekotok
setiap
hari rekotok rekotok
Semut
kecil ngek ngoek ngek ngoek
berbaris
rapi ngek ngoek ngek ngoek
mencari
makan ngek ngoek ngek ngoek
sepotong
roti ngek ngoek ngek ngoek
Kodok dan
semut
sahabat
lama
semut
bilang
dok kodok
bagi telurmu
kodok dan
semut sahabat lama
kodok
bilang
mut semut
oek oek
di
pinggir kali rekotok rekotok
mencari
makan rekotok rekotok
setiap
hari rekotok rekotok
tak
pernah mandi mbek embek mbek embek
takut air
mbek embek mbek embek
badannya
bau mbek embek mbek embek
Kodok dan
kambing
sahabat
lama
kambing
bilang
dok kodok
jangan panggil hujan
kodok dan
kambing
sahabat
lama
kodok
bilang
mbek
embek mandi dulu
Dari semut
hey sampai gajah hey
bersahabat
itu tiada salahnya
dari
semut hey sampai gajah hey
banyak
teman pasti banyak saudara
Lirik Lagu Anak; Geofanny Arlen Tambunan - Kodok
Ngorek
Kodok
ngorek kodok ngorek
ngorek
pinggir kali
teyot
teblung teyot teblung
teyot
teyot teblung
Kodok
ngorek kodok ngorek
ngorek
pinggir kali
teyot
teblung teyot teblung
teyot
teyot teblung
Kodok
ngorek kodok ngorek
ngorek
pinggir kali
teyot
teblung teyot teblung
teyot
teyot teblung
Kodok
ngorek kodok ngorek
ngorek
pinggir kali
teyot
teblung teyot teblung
teyot
teyot teblung
Kodok
ngorek kodok ngorek
ngorek
pinggir kali
teyot
teblung teyot teblung
teyot
teyot teblung
Kodok
ngorek kodok ngorek
ngorek
pinggir kali
teyot
teblung teyot teblung
teyot
teyot teblung
Enno Lerian - Alif fatha A
Alif fatha a
Alif kasro i
Alif domah u
a i u
Ba fatha ba
Ba kasro bi
Ba domah bu
Ba bi bu
Alif atas a
Alif bawah i
Alif depan u
a i u
Ba di bawah ba
Ba di bawah bi
Ba di depan bu
Ba bi bu
Mari belajar belajar membaca
Membaca Alquran
Kita belajar semenjak kecil
Agar disayang Allah
Alhamdulillah
Alif kasro i
Alif domah u
a i u
Ba fatha ba
Ba kasro bi
Ba domah bu
Ba bi bu
Alif atas a
Alif bawah i
Alif depan u
a i u
Ba di bawah ba
Ba di bawah bi
Ba di depan bu
Ba bi bu
Mari belajar belajar membaca
Membaca Alquran
Kita belajar semenjak kecil
Agar disayang Allah
Alhamdulillah
Joshua - Balonku
Balonku
ada lima (Ada lima )
Rupa-rupa
warnanya (Asyik-Asyik)
Hijau
kuning kelabu
Merah muda
dan biru.
Meletus
balon hijau DOOOR
Hatiku
sangat kacau
Balonku
tinggal empat
Kupegang
erat-erat.
Balonku
ada lima (Ada lima )
Rupa-rupa
warnanya (Asyik-Asyik)
Hijau
kuning kelabu
Merah muda
dan biru.
Meletus
balon hijau DOOOR
Hatiku
sangat kacau
Balonku
tinggal empat
Kupegang
erat-erat.
Latihan Psikotest Kemampuan Verbal Sinonim Padanan Kata
Latihan Psikotest Kemampuan Verbal Sinonim Padanan Kata
1. Idiot =
a. Tolol b. Pendapat
c. Ide d. Usul
a. Tolol b. Pendapat
c. Ide d. Usul
2. Reguler =
a. Senin sampai Jumat b. Sabtu Minggu
c. Konspirasi d. Teratur
a. Senin sampai Jumat b. Sabtu Minggu
c. Konspirasi d. Teratur
3. Logis =
a. Mantap b. Akal
c. Logos d. Masuk Akal
a. Mantap b. Akal
c. Logos d. Masuk Akal
4. Kleptomania =
a. Penguntit b Pencuri
c. Peminjam d. Langganan
a. Penguntit b Pencuri
c. Peminjam d. Langganan
5. Sindikasi =
a. Kejahatan b. Persekutuan
c. Dugaan d. Persaingan
a. Kejahatan b. Persekutuan
c. Dugaan d. Persaingan
6. Kreasi =
a. Rencana b. Pemikiran
c. Ciptaan d. Program
a. Rencana b. Pemikiran
c. Ciptaan d. Program
7. Akreditasi =
a. Persamaan b. Kelembagaan
c. Pengakuan d. Persyaratan
a. Persamaan b. Kelembagaan
c. Pengakuan d. Persyaratan
8. Daya =
a. Kaya b. Usaha
c. Mampu d. Kekuatan
a. Kaya b. Usaha
c. Mampu d. Kekuatan
Soal-soal Psikotes Matematika dan Jawabannya
Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά – mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola,[2][3]merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.[4] soalpsikotes matematika dan jawabannya
1. Jumlah umur ayah dan umur ibu 90 tahun. Umur ayah : umur ibu = 8 : 7.
Berapa tahun umur ayah ?
Berapa tahun umur ayah ?
2. Seorang pedagang buah membeli 1.000 buah sawo dengan harga Rp. 150.000,00. Ia menjual sawo itu Rp.180,00 per buah. Berapa % untungnya ?
3. Adi bersepeda dengan kecepatan 15 km/jam. Jarak yang ia tempuh 37,5 km. Jika ia berangkat pukul 7.55, pukul berapa tiba di tempat yang dituju ?
4. Amir menabung di koperasi sekolah dengan mendapat bunga 15 % setahun. Apabila uang tabungan semula Rp. 90.000,00, maka setelah 1 tahun menabung dan mendapat bunga, uang tabungannya menjadi …
A. Rp. 77.500,00
B. Rp. 99.500,00
C. Rp. 102.500,00
D. Rp. 103.500,00
A. Rp. 77.500,00
B. Rp. 99.500,00
C. Rp. 102.500,00
D. Rp. 103.500,00
5. Seseorang menabung di sebuah bank sebanyak Rp.350.000,00. Setelah 1 tahun menabung dan mendapat bunga, jumlah uang tabungannya menjadi Rp. 406.000,00. Bunga yang diterima dalam 1 tahun adalah
… %
A. 8
B. 14
C. 16
D. 18
… %
A. 8
B. 14
C. 16
D. 18
SOAL SOAL PSIKOTES MATEMATIKA DAN JAWABANNYA
6. Ayah membeli gamping (kapur) 1,5 ton, 7,5 kuintal dan 150 kg. Jumlah gamping yang dibeli ayah = … kg
A. 9.150
B. 2.400
C. 2.300
D. 2.265
A. 9.150
B. 2.400
C. 2.300
D. 2.265
7. Sebuah segi tiga siku-siku, sisi siku-sikunya 15 cm dan 20 cm. Sisi miring segi tiga siku-siku adalah … cm
A. 5
B. 25
C. 35
D. 300
A. 5
B. 25
C. 35
D. 300
8. Berapakah jumlah 47 orang dan 11 orang ?
a. 48 orang
b. 57 orang
c. 58 orang
d. 68 orang
a. 48 orang
b. 57 orang
c. 58 orang
d. 68 orang
Jawaban :
1. 48
2. 20%
3. 10.25
4. 103.500
5. 16%
6. 2400
7. 25
8. 58
1. 48
2. 20%
3. 10.25
4. 103.500
5. 16%
6. 2400
7. 25
8. 58
soal soal psikotes matematika dan jawabannya
Semoga dengan adanya contoh soal psikotes ini, anda diharapkan mempunyai gambaran yang terkait dengan soal soal logika yang berkaitan dengan matematika, untuk tip mengerjakan soal psikotes dapat anda lihat di materi psikotes lainnya, supaya anda mengetahui gambaran tentang soal psikotes matematika. soal soal psikotes matematika dan jawabannya
Update Soal psikotes Matematika dan Logika Matematika :
8+9+0=721724
6+4+1=241112
4+9+3=361612
2+4+6=081204
hitunglah
9+9+9=
7+1+0=
3+8+8=
2+2+3=
3+7+6=
6+4+1=241112
4+9+3=361612
2+4+6=081204
hitunglah
9+9+9=
7+1+0=
3+8+8=
2+2+3=
3+7+6=
Rabu, 16 Oktober 2013
Artikel Politik Hukum : Kasus Bank Century, Hukum dan Politik
Kasus Bank Century sebagai Kasus Hukum
Banyak kasus hukum dan politik yang telah menggemparkan Indonesia. Mulai dari kasus Antasari, Cicak vs Buaya yaitu perseteruan antara Kepolisian Negara RI (Polri) dan Kejaksaan Agung dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kasus Bank Century, Gayus Tambunan, dan sekarang adanya kasus Nazarudin.
Dalam hal ini yang akat diangkat jadi bahan utama analisis adalah Kasus Bank Century. Kasus yang melibatkan mantan orang nomor satu keuangan Indonesia Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ini menjadi berita utama media massa. Dimana kasus tersebut seakan selesai dengan sendirinya setelah Mulyani ditunjuk sebagai Managing Director Bank Dunia.
Barangkali ada yang mengatakan bahwa perseteruan itu belum selesai sepenuhnya karena adanya gugatan praperadilan oleh sejumlah ahli hukum terhadap surat keputusan penghentian penuntutan (SKPP) yang dikeluarkan oleh kejaksaan karena mereka melihat alasan yang digunakan tidak tepat. Namun pemberitaan di media dalam beberapa minggu terakhir telah beralih ke kasus Bank Century.
Kasus Bank Century merupakan kasus hukum yang disebabkan adanya dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh sejumlah pejabat pemerintah dalam mengeluarkan dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun bagi bank yang bermasalah itu.
Kasus Bank Century juga memunculkan dugaan bahwa sebagian dana talangan tadi mengalir ke sejumlah pejabat politik dan tim sukses Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009. Bahkan ada organisasi kemasyarakatan (ormas) yang menyebut nama sejumlah tokoh yang menerima sejumlah uang secara terang-terangan. Tuduhan ini kemudian diadukan ke Kepolisian Daerah (Polda) Jakarta Raya untuk diproses secara hukum.
Kasus Bank Century sebagai Kasus Politik
Kasus ini berkembang menjadi isu politik karena yang membuat kebijakan tersebut adalah sejumlah pejabat pemerintah sehingga kebijakan itu menjadi kebijakan publik. Kebijakan publik yang diartikan sebagai kebijakan pemerintah adalah salah satu objek terpenting dalam politik sehingga bergulirnya kasus Bank Century menjadi isu politik adalah suatu hal yang wajar.
Isu dalam kasus Bank Century merupakan sebuah isu politik. Maka tidak selayaknya ada tuduhan politisasi isu kasus Bank Century karena kasus itu telah menjadi isu politik dengan sendirinya. Meskipun nantinya kasus Bank Century tidak terbukti merupakan pelanggaran hukum, kasus ini tetap saja merupakan kasus politik karena keputusan yang diambil oleh para pejabat keuangan dan perbankan adalah isu kebijakan publik. Katakanlah, semua pejabat terkait tidak terbukti melanggar hukum, tetapi citra politik mereka telah rusak yang memerlukan waktu panjang untuk merehabilitasinya.
Terciumnya aroma politik dari kasus Bank Century menjadi sangat kental karena yang dipersoalkan adalah uang rakyat dalam jumlah yang sangat besar. Kasus yang menggemparkan nusantara ini dengan segera membentuk opini publik di dalam masyarakat bahwa ada sejumlah tokoh penting di republik ini yang memanfaatkan dana talangan tersebut untuk kepentingan politik mereka.
Gerakan massa yang ingin menuntaskan kasus Bank Century memanfaatkan Hari Antikorupsi Sedunia pada tanggal 9 Desember 2009 yang lalu untuk menyuarakan tuntutan mereka secara gamblang. Hari itu menjadi luar biasa karena terjadi berbagai pergerakan massa di seluruh Indonesia dan tidak hanya di ibukota. Warna politik kasus Bank Century semakin mengental oleh adanya pernyataan Presiden SBY di depan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat beberapa hari yang lalu. Dalam pidatonya itu, Presiden SBY mengatakan bahwa gerakan antikorupsi telah ditunggangi oleh kepentingan politik sehingga tujuannya tidak lagi murni antikorupsi karena bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden SBY.
Kasus Bank Century telah menghasilkan perkembangan politik yang aneh karena telah terjadi pertentangan politik antara dua kelompok yang sama-sama ingin memberantas korupsi di Indonesia. Kelompok pertama adalah kelompok ormas yang mengadakan acara peringatan tanggal 9 Desember 2009 yang sangat bersemangat untuk mengungkap kasus Bank Century sebagai kasus korupsi yang paling baru di Indonesia.
Sejumlah anggota DPR termasuk dalam kelompok ini, baik yang termasuk dalam Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Bank Century DPR maupun tidak. Kelompok SBY dan Demokrat adalah kelompok kedua yang juga secara terang-terangan menyatakan sikap mereka yang antikorupsi dan ingin segera menuntaskan kasus Bank Century dengan membuka kasus seluas-luasnya, tetapi menaruh kecurigaan terhadap kelompok pertama.
Kedua kelompok tersebut mempunyai tujuan yang sama, tetapi terlibat dalam pertentangan politik. Adapun yang menjadi penyebab pertentangan antara kedua kelompok ini adalah perbedaan sikap menghadapi kasus Bank Century. Kelompok pertama telah menyatakan sejak awal bahwa kasus Bank Century perlu ditangani oleh DPR (melalui Pansus Hak Angket Bank Century) sebagai bagian dari usaha untuk mengungkapkan kasus Bank Century karena bagi mereka kasus tersebut telah cukup jelas.
Partai Demokrat serta beberapa partai koalisi pemerintah tidak mau membentuk Pansus Hak Angket Bank Century di DPR sebelum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengumumkan hasil auditnya. Kelompok ini kemudian menyatakan dukungannya terhadap Pansus Hak Angket Bank Century setelah Presiden SBY menyatakan dukungannya terhadap pengungkapan kasus Bank Century dan pembentukan pansus di DPR.
Alasan lainnya adalah perbedaan pandangan dalam melihat kemungkinan pelanggaran hukum oleh pejabat-pejabat pemerintah yang terkait dengan keputusan pengucuran dana talangan bagi Bank Century. Kelompok pertama merasa yakin telah terjadi pelanggaran hukum dalam kasus Bank Century.
Namun terjadi sebaliknya, kelompok kedua tidak yakin telah terjadi tindakan pelanggaran hukum. Oleh karena itu mereka menolak anggapan bahwa telah terjadi aliran dana Bank Century kepada sejumlah pejabat pemerintah dan kubu Partai Demokrat. Memang harus diakui telah terbentuk opini publik bahwa telah terjadi pelanggaran hukum dalam kasus Bank Century yang melibatkan dana dalam jumlah yang amat besar.
Opini publik ini diperkuat penemuan BPK yang telah melakukan audit terhadap kasus Bank Century. Hal yang menjadi permasalahannya adalah dana tersebut tidak jelas ke mana perginya dan siapa saja yang menikmatinya. Ketidakjelasan yang berkepanjangan memunculkan berbagai spekulasi di dalam masyarakat. Ketidakjelasan itu juga semakin memperkuat tuduhan sebagian warga masyarakat bahwa telah terjadi korupsi dalam jumlah yang fantastis yang berujung pada tuduhan terhadap pemerintah karena keputusan tersebut oleh pejabat-pejabat tinggi negara yang terkait dengan keuangan dan perbankan.
Oleh karena itu, perkembangan kasus Bank Century di dalam masyarakat menjurus ke arah terpojoknya pemerintah. Sangat disayangkan pemerintah bereaksi terhadap tuduhan tersebut dengan mengatakan tuduhan itu sebagai fitnah. Sikap defensif yang berlebihan yang ditunjukkan oleh pemerintah malah memperhebat pertentangan antara kedua kelompok.
Dalam hal ini tidak dapat dipungkiri opini publik yang berkembang di dalam masyarakat sudah menjurus ke arah tuduhan bersalah sehingga pejabat-pejabat terkait harus diganti. Tidak seharusnya pemerintah melakukan serangan balik dengan mengatakan tuduhan terebut sebagai fitnah atau bertujuan menjatuhkan pemerintah. Baiknya pemerintah menyikasi hal tersebut dengan dewasa. Tuduhan balik ini jelas tidak membantu dalam menenangkan masyarakat.
Tuduhan yang dilontarkan menyulut api masalah menjadi semakin besar. Pemerintah dan kader-kader Partai Demokrat tidak perlu menunjukkan kemarahan atau sikap bermusuhan dengan adanya tuduhan seperti itu. Tidak diperlukan sumpah karena kelihatannya sumpah yang dilakukan secara sendirian di depan publik telah mengalami inflasi dan menjadi bahan tertawaan.
Seharusnya yang dilakukan adalah dukungan terhadap pengusutan perkara Bank Century secepatnya, tidak hanya di Pansus Hak Angket Bank Century DPR, tetapi juga di KPK. Tentu saja bantahan terhadap tuduhan tetap perlu dilakukan. Namun bantahan haruslah mendapat support fakta dan data yang valid. Kritik tidak boleh dijawab dengan tuduhan apa pun terhadap para pengkritik seperti ingin ditunggangi.
Terhadap pengkritik terjadi serangan balik yang tidak didasarkan atas fakta selalu tidak menguntungkan pihak yang melakukan serangan balik. Tentu saja yang diinginkan oleh rakyat adalah terjaganya stabilitas politik meskipun terjadi pertentangan pendapat di antara tokoh-tokoh politik.
Komentar
Dalam menyikapi sebuah permasalahan yang berkaitan dengan Hukum dan Politik. Perlu dipahami bahwa asumsi dasar yang dipakai dalam mengkaji adalah hukum merupakan sebuah produk politik. Karakter dari dari setiap produk hukum akan sangat ditentukan oleh kekuatan politik yang melahirkannya. Dalam kasus Bank Century ini bahwa ketentuan hukum yang dilahirkan dalam menanganinya merupakan hasil dari politik. Namun dalam pengkajian kasus Bank Century perlu dipertegas bahwa kasus tersebut bukanlah hasil dari politisasi. Karena memang kasus tersebut sudah menjadi bagian dari kebijakan publik.
Pandangan bahwa hukum dalam hal ini adalah hasil dari politik berdasarkan fakta bahwa setiap produk hukum adalah hasil keputusan politik. Dalam kasus Bank Century ini keputusan yang dilahirkan dalam penyelesaiannya merupakan sebuah hasil dari pemikiran pemerintah yang dipakai untuk tujuan tertentu yang sering disebut sebagai politik. Meski tetap harus ditekan bahwa politik harus tunduk pada ketentuan hukum.
Di Indonesia sendiri fenomena terjadi dan dibuktikan dengan kasus Bank Century. Fungsi instrumental dari hukum sebagai sarana kekuasaan politik yang lebih berpengaruh dan dominan daripada fungsi-fungsi lainnya. Karakter ini muncul pada Indonesia adalah karena adanya tujuan, isi, dan substansi atas segala prosedur dalam mencapai tujuan tersebut sesuai ketentuan undang-undang.
Dalam penyelesainnya kasus Bank Century ditempuh kebijakan hukum berupa dana talangan. Hal tersebut dilakukan demi stabilitas ekonomi Indonesia. Demi menjaga Indonesia dari serangan krisis global. Selain itu langkah hukum tersebut juga demi menjaga stabilitas politik yang merupakan syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu untuk berhasilnya pembangunan ekonomi. Dengan demikian instrumen dari penyelesaian kasus Bank Century sebagai langkah pembangunan menunjukkan hukum bukanlah tujuan. Namun terlihat jelas hukum diproduksi untuk mendukung politik. Oleh sebab itu segala peraturan maupun prosuk hukum lainnya yang tidak dapat mewujudkan stabilitas dan pertumbuhan politik harus dihapuskan. Sehingga saat ini hal tersebut malah disalahgunakan dengan pembuktian peraturan yang menjadi landasan hukum diberikannya dana talangan untuk Bank Century.
Sumber :
http://suar.okezone.com/read/2009/12/14/58/284710/kasus-bank-century-dan-politik diakses hari Minggu tanggal 18 September 2011 pukul 11:41 WIB
Mahfud MD. 1999. Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia. Yogyakarta : Gamamedia
Tanya L, Bernard. 2005. Hukum, Politik, dan KKN. Surabaya: Srikandi
Langganan:
Postingan (Atom)